Senin, 23 April 2012

LUTUNG BUDENG : THE LONE RANGER


Lutung budeng (Trachypithecus auratus) menurut referensi hidup berkelompok. Endemik Indonesia ini di tengah keluarganya saling bekerja sama, saling membantu mengasuh anak-anaknya, saling membutuhkan satu sama lain. Tapi pertengahan tahun 2010 di tepian hutan Gunung Merapi fotografer Orca Kosmas Mahendra mengabadikan seekor lutung mengikuti sekelompok kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Di manakah keluarganya sendiri?

Meski populasinya merosot tajam dan terancam punah semoga ia bukan lutung terakhir di Merapi. Sebab macaca yang berada di sekitarnya sering dituding sebagai hama dan tidak terlindung undang-undang. Di salah satu situs resminya pemerintah menyebut macaca “masih melimpah dan di beberapa tempat menjadi hama tanaman pangan yang ditanam di tepi hutan .. Sifatnya sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru/lingkungan manusia.”

Artinya jika dianggap merusak tanaman pangan di tepi hutan mereka boleh dibunuh, meskipun dulunya – dan semestinya – merekalah yang memiliki hutan. Macaca yang “beruntung” ditangkap, dijual, dan dipaksa beradaptasi dengan lingkungan manusia, terutama untuk membantu mencari nafkah dengan berperan sebagai Sarimin sepanjang sisa hidupnya. Tapi di pasar satwa pedagang mengakui ada orang yang mencarinya untuk obat alternatif. 

Tepian hutan yang lekat dengan sentra wisata dan pemukiman juga mendorong koloni macaca mendekati kerumunan manusia jika persediaan pangan di dalam hutan menipis. Jika si lutung bergantung pada mereka, ancaman terjerat jebakan menjadi amat lebar.

Setelah erupsi Merapi menjelang akhir 2010 nasibnya belum jelas. 

1 komentar:

  1. saya ingin bergabung dengan anda untuk penelitian satewa lutung di gunung merapi, mohon informasinya terimakasih

    BalasHapus